Groupthink menurut Irvings Janis (1972) adalah istilah untuk keadaan ketika sebuah kelompok membuat keputusan yang tidak masuk akal untuk menolak anggapan/ opini publik yang sudah nyata buktinya, dan memiliki nilai moral. Keputusan kelompok ini datang dari beberapa individu berpengaruh dalam kelompok yang irrasional tapi berhasil mempengaruhi kelompok menjadi keputusan kelompok. Groupthink mempengaruhi kelompok dengan melakukan aksi-aksi yang tidak masuk akal dan tidak mempedulikan pendapat-pendapat yang bertentangan diluar kelompok. Kelompok yang terkena sindrom groupthink biasanya adalah kelompok yang anggota-anggotanya memiliki background yang sama, terasing (tidak menyatu, terisolir) dari pendapat-pendapat luar, dan tidak ada aturan yang jelas tentang proses pengambilan keputusan.
Contohnya, keputusan AS menyerang Irak, banyak ditentang oleh negara lain dan bahkan sebahagian warga negaranya sendiri, meskipun dengan alasan adanya senjata pemusnah massal dan terorisme. Buktinya, dalam pemilu sela di AS dalam beberapa hari ini, partai Republik yang merupakan partainya pemerintahan Bush, kalah dari partai Demokrat. Di antara sebab kekalahan itu adalah karena masalah kebijakan pemerintah AS (yang dikuasai partai Republik) menyerang Irak (Reuter, 8/11). Akan tetapi buktinya keputusan itu telah dilaksanakan juga, dan media massa juga ikut membentuk pandangan masyarakat dengan memberitakan alasan-alasan yang membolehkan serangan tersebut. Para anggota kelompok yang tergabung dalam groupthink tersebut tidak pernah dan bahkan pantang menyalahkan pihak pemrakarsa gagasan serangan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar