Rabu, 17 November 2010

Mengukur Kohesivitas Kelompok

Sebuah definisi operasional menggambarkan sebuah konstruk, seperti kepemimpinan, kohesivitas, atau kekuatan, hingga dapat diukur (Hampel, 1966). Secara konseptual banyak teori yang mendefinisikan kohesivitas dalam berbagai cara, sehingga para peneliti telah mengembangkan banyak cara yang berbeda untuk mengukur kohesivitas secara empiris (Hogg, 1992).
Mengobservasi kohesi. Kohesivitas kelompok di studio Disney sangatlah jelas. Observer, memperhatikan perkerjaan sehari-hari orang-orang disana, dan dapat disimpulkan bahwa kelompok tersebut kohesif. Strategi observasi digunakan untuk mengukur kohesivitas kelompok. George Caspar Homans (1950) menggunakan metode observasi untuk meneliti sebuah tim. Dia mencermati hubungan interpersonal antar anggota, mencatat tekanan dan konflik yang terjadi dan seberapa lancar kelompok dapat bekerjasama sebagai satu kesatuan.
Beberapa peneliti beranggapan dirasa perlu untuk meningkatkan ketelitian metode observasi dengan sistem koding yang terstruktur, seperti Interaction Process Analysis (IPA) dan System of Multiple Level Observation of Groups (SYMLOG) oleh Robert Bale. Peneliti yang lain telah menggunakan metode observasi untuk menilai suatu kohesivitas. Untuk mengukur kohesivitas dari kelompok terapi, peneliti menghitung waktu dari panjang sesi akhir “group-hug” atau pelukan berkelompok.
Pendekatan self report. Metode self report merupakan cara lain untuk mengukur kohesivitas. Leon Festinger menggunakan sociometry dalam studinya mengenai kelompok orang-orang yang tinggal di lingkungan rumah yang sama (Festinger, Schachter, & Back, 1950). Pendekatan kedua dari self report mengasumsikan bahwa anggota kelompok dapat menggambarkan kesatuan dari kelompoknya secara tepat. Para peneliti juga menggunakan skala multi-item yang mengandung banyak pertanyaan yang dapat mengukur index kohesivitas kelompok. Sebagai contoh :
1. The Group Environment Scale (GES)
2. The Group Attitude Scale (GAS)
3. The Group Environment Questionnaire (GEQ)
4. The Perceived Cohesion Scale (PCS)
Menyelekasi alat ukur. Kebanyakan definisi operasional memberikan tantangan bagi para peneliti. Ketika mereka mengukur kohesivitas dalam cara yang berbeda, mereka memberikan kesimpulan yang berbeda pula. Alat ukur yang hanya fokus pada fungsi anggota kelompok terhadap kohesivitas kelompok mereka, akan berbeda jika mengukur seberapa kuat hubungan antara individu dalam kelompok. Para peneliti, berdasarkan pada paksaat setting penelitian, dapat memilih alat ukur yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan mereka. Metode pengukuran yang berbeda seringkali menghasilkan informasi yang berbeda pula, dan para peneliti sering kali menyimpulkan bahwa kohesivitas memiliki komponen yang banyak dan operasi yang berbeda dapat mengukur komponen yang berbeda pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar